SURABAYA--MI: Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jauhar Wayunindho, 24, menciptakan kursi roda listrik yang dikemudikan dengan gerakan mata.
"Kursi roda listrik yang ada selama ini digerakkan dengan tuas (pengungkit), sehingga orang yang lumpuh total akan kesulitan," katanya di Surabaya, Rabu.
Ditemui di sela-sela mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) ke-11 Surabaya (24-28 Maret), ia mengatakan kursi roda listrik ciptaannya memang dapat digunakan mereka yang cacat dan lumpuh total.
"Itu karena kunci gerakan ada pada retina mata yang melirik ke atas, bawah, kanan, dan kiri," kata mahasiswa yang baru saja diwisuda pada 15 Maret 2008 itu.
Alumnus jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS Surabaya itu mengatakan mata yang melirik ke bawah akan membuat kursi roda bergerak maju.
"Kalau melirik ke atas akan bergerak mundur, kalau melirik ke kanan akan bergerak atau berbelok ke kanan dan demikian juga bila melirik ke kiri," katanya.
Untuk berhenti, kata alumnus Poltek Pekanbaru (D-3) yang transfer ke FTI ITS (S-1) itu, lirikan mata cukup diarahkan ke gerakan lain dalam gerak cepat.
"Misalnya, kalau melirik ke kanan, maka lirikan dipindah ke kiri secara cepat, sehingga kursi akan berhenti," katanya.
Menurut dia, gerakan mata yang melirik itu akan ditangkap sebagai sinyal listrik, kemudian diterjemahkan ke dalam signal conditioning (sinyal pengkondisian).
"Signal conditioning itu ditangkap ke sinyal identifikasi melalui sensor yang terhubung dengan mocrocontroller dan motor penggerak di bawah kursi roda," katanya.
Ia mengaku dirinya menghabiskan biaya Rp4 juta untuk membuat Tugas Akhir (TA) bertajuk Rancang Bangun Kursi Listrik Yang Dikendalikan Gerakan Mata itu.
"Kalau kursi otomatis yang ada selama ini dengan tuas penggerak berharga Rp9 juta dan bahkan ada yang mencapai Rp17 juta, karena itu saya berencanakan memperbaiki untuk diproduksi secara massal," katanya.
Ia menambahkan perbaikan itu akan dilakukan terkait kelemahan yang ada selama ini, diantaranya bobot orang yang duduk di kursi itu maksimal 60-65 kilogram dan lirikan mata yang spontan karena ada panggilan juga membuat gerakan kursi menjadi kacau.
"Saya juga berencana mengikutsertakan karya TA yang mendapatkan nilai A itu dalam Lomba Cipta Elektronika Nasional (LCEN) 2008 yang diadakan di ITS Surabaya pada setiap tahun," katanya.
Sebelumnya, mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya, Rino Sjafruddin, juga telah menciptakan kursi roda otomatis yang dikemudikan dengan gerakan kepala yang memakai helm buatannya.
"Kunci gerakan ada pada kepala berbentuk helm yang terhubung dengan sensor dan microcontroller melalui otomatisasi gerakan bertumpu pada kepala yang menunduk, mendongak, dan menoleh," kata mahasiswa S-1 Sistem Komputer STIKOM angkatan 2001 itu. (Ant/OL-01)
Sumber : mediaindonesia.com
08 April 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
bagus sih! tapi gimana klo yang pakenya matanya juling????
ReplyDeleteapa ga bikin kacau tuh!!!!
:D
Pertanyaan yang masuk akal. Bisa jadi si pencipta akan menyesuaikan program/alatnya kondisi sang pengguna. Komentar & pertanyaan yang bagus
ReplyDelete